Minggu, 31 Maret 2013

Tugas 2 Ilmu Budaya Dasar


      1.       Kiat-kiat belajar di Perguruan Tinggi
Agar para mahasiswa dapat menjadi mahasiswa yang sukses kedepannya adalah dengan memotivasi diri sendiri sekuat mungkin. Karena tanpa motivasi, semangat belajar tidak akan muncul dan prestasi tidak akan didapat dengan maksimal. Motivasi bisa datang dari mana saja, seperti motivasi dari orang tua. Membuat orang tua bangga akan prestasi yang dicapai dapat dijadikan sebagai motivasi yang cukup kuat. Teman seperjuangan juga dapat dijadikan motivasi yang tidak kalah kuatnya, seperti sama-sama berjuan untuk mendapatkan IPK yang cukup tinggi, motivasi belajarpun akan bertambah dan semakin bertambah. Namun, yang paling manjur adalah motivasi dari diri sendiri, tanpa dari diri kita yang menguatkan motivasi itu semuanya akan sia-sia. Jadi bagaimanapun caranya agar kita dapat menguatkan semangat kita dalam menuntut ilmu.
Selain motivasi yang kuat mahasiswa pun harus pandai mengatur waktu. Karena, walapun mahasiswa itu cerdas dalam akademiknya akan tetapi dia kurang atau bahkan tidak pandai dalam pengaturan waktu, yang ada hanyalah kekacauan, karena merasa kebingungan harus mengutamakan yang mana terlebih dahulu. Untuk mengerjakan tugas, mana dulu yang harus diutamakan, estimasinya berapa lama untuk mengerjakan tugasnya. Semakin lihai mahasiswa mengatur waktu, semakin mudah mahasiswa menjalani kehidupannya di perkuliahan dan di masa yang akan datang. Seperti untuk mengerjakan tugas dan acara keluarga, bagaimana caranya agar tugas sudah selesai dan bisa ikut berpartisipasi dalam acara keluarga. Hal lainnya seperti tugas individu dan tugas kelompok, mana yang harus didahulukan untuk dikerjakan. Dan masih banyak lagi.
            Motivasi sudah, pengaturan waktu sudah, ada satu hal lagi yang sangat diperlukan. Sosialisasi. Tanpa sosialisasi kita takkan berarti apa-apa. Karena, sebagai mahasiswa kita sangat perlu berinteraksi dengan yang lainnya. Agar kita dapat mudah bergerak kemanapun, karena kita memiliki banyak orang yang dapat membantu kita. Dan kalaupun kita mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan di dunia perkuliahan, kita pun dapat meminta saran dan bantuan kepada banyak orang yang kita kenal. Agar kita pun mendapatkan jalan keluar dari permasalahan kita. Seperti halnya mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas, kita dapat meminta tolong kepada teman sekelas kita yang mungkin paham, atau kita dapat meminta tolong ke teman kita yang beda kelas maupun beda jurusan, bahkan kita pun dapat meminta tolong kepada senior yang kita kenal. Intinya adalah jangan pernah mencoba terlepas dari bersosialisasi. Karen itu sangat dibutuhkan, dan kerena manusia pun adalah mahluk sosial.
                                                                                                   


      2.      Menjadi sarjana yang “membumi”
Yang dimaksud dengan menjadi sarjana yang “membumi” adalah, menjadi sarjana yang tidak lupa akan lingkungan sekitarnya. Menjadi sarjana yang seperti kacang yang tidak lupa kulitnya. Mari kita sedikit membuang kata “sarjana”. Sering kali saya melihat orang-orang –yang bukan sarjana– yang telah sukses di lembaga barunya dan terlihat melupakan lembaga sebelumnya, padahal penyebab besar kesuksesan mereka berasal dari lembaga sebelumnya tersebut. Jika dihubungkan kembali dengan sarjana, maka akan sangat baik ketika seorang sarjana tidak melupakan kampusnya yang telah mengantarkan dirinya kepada kesuksesan.
Karena ketika sudah sukses kelak, kita tidak boleh menjadi sombong. Sombong disini dalam arti tidak lupa dari mana asalnya kita menjadi sukses. Dimulai dari orang tua, sekolah, dan perkuliahan.
Untuk menjadi sarjana yang “membumi” ini, kita harus bisa bermanfaat bagi yang lainnya. Tidak hanya bermanfaat bagi yang orang-orang yang memiliki latar belakang pendidikan yang sama saja dengan kita, kita pun harus dapat bermanfaat bagi masyarakat luas. Karena kita hidup di dalam masyarakat, bukan hidup sendiri.
Bagaimana menjadi sarjana yang dapat bermanfaat bagi masyarakat luas? Pertanyaan yang mungkin terbenak walau sesaat di setiap kepala para mahasiswa.
Sebenarnya mudah saja untuk menjadi bermanfaat bagi masyarakat, kita hanya perlu melakukan hal yang kita senangi. Misalnya, si Fulanah adalah orang yang berlatar belakang Teknologi dan Informatika, hal yang digemarinya adalah Networking dan Cloud Computing. Bagaimana caranya agar hal yang digemarinya itu dapat bermanfaat bagi masyarakat luas. Lalu si Fulanah pun mengadakan banyak kursus dan seminar tentang Cloud Computing, agar semakin banyak orang yang mengetahui bagaimana pentingnya Cloud Computing itu untuk menyelamatkan data-data kita. Atau mungkin si Fulanah dapat bekerja sama dengan pemerintah untuk memperkenalkan Cloud Computing dengan jaringan lokal pemerintah. Agar data-data pemerintahan dapat disimpan dengan aman dan seefisien mungkin. Serta mengajarkan bagaimana caranya security pada Cloud Computing agar data yang disimpannya tetap aman dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.
Intinya untuk menjadi mahasiswa yang “membumi” adalah dengan menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Dengan melakukannya sesuai dengan hobi kita pun sudah sangat bermanfaat. Tidak hanya bermanfaat, namun terasa menyenangkan juga pada diri kita karena tidak terasa membebani. Sebaik-baiknya manusia adalah menjadi menusia yang bermanfaat bagi manusia lain.
  

  
       3.      Peranan mahasiswa terhadap kemajuan bangsa di masa sekarang
Sebenarnya banyak sekali mahasiswa yang memiliki prestasi yang sangat membanggakan sehingga mengharumkan nama bangsa ini. Seperti halnya dengan kontes robotik untuk mahasiswa yang sampai ke tingkat internasional, dimana ada pesertanya yang dari bangsa ini. Sungguh sangat membanggakan. Namun sayangnya, kepedulian dari negara sangatlah minim. Sehingga, saking minimnya hanya segelintir orang yang mengetahui prestasi yang membanggakan tersebut. Media pun tidak meliput secara keseluruhan prestasi yang telah dicapai ini, hanya sekedar sekilas info, bahkan hanya tertera di running textnya saja.
Kembali kepada peranan mahasiswa. Sesungguhnya mahasiswa bisa sangat berperan terhadap kemajuan bangsa ini. Seperti mahasiswa yang berprestasi yang mendapatkan beasiswa sampai ke negeri orang. Itu adalah prestasi yang tidak kalah membanggakan. Karena, di negeri orang tersebut si mahasiswa itu membawa nama bangsa ini. Belum lagi kalau mahasiswa tersebut menjadi sukses besar dan diakui oleh negara. Mahasiswa tersebut mungkin bisa ikut andil dalam pemerintahan. Dimana pemerintahan disini bukan hanya diambil dari sisi politiknya saja, namun sangat banyak hal yang bersangkutan dengan  pemerintahan.
Tetapi sayangnya, sebagian mahasiswa sangat gemar sekali dalam melakukan aksi yang sangat tidak menguntungkan. Sekarang saya akan membicarakan masalah aksi dari sudut pandang mereka.
Bagi mereka, dengan adanya aksi yang mereka lakukan itu sangatlah penting, agar dapat menyadarkan pemimpin betapa salahnya tindakan mereka. Padahal, untuk menyadarkan pemimpin dengan cara yang seperti itu adalah salah besar. Yang ada mereka hanyalah membeberkan aib pemimpin tersebut, lalu media menyorotnya dan dunia pun dapat melihat aib si pemimpin tersebut, dan tidak pula menyelesaikan masalah dengan cepat. Dan seringkali malah terdapat masalah lagi, seperti terjadinya bentrok dengan aparat yang berwenang. Sangat tidak menyelesaikan masalah bukan?
Seharusnya mereka dapat berpikir cerdas, dengan mereke melakukan aksi seperti itu mereka tidak melakukan penyelesaian masalah sama sekali. Seharusnya yang mereka lakukan adalah musyawarah, lalu hasil musyawarah tersebut akan disampaikan kepada pemimpin melalui perwakilan dari kelompok musyawarah tersebut. Agar pemimpin pun merasa dihargai karena tidak ada yang membeberkan aibnya, serta pemimpin pun merasa harus bertindak cepat atas kegagalannya dalam melaksanakan tugas dan agar pemimpin pun merasa harus memperbaiki kesalahannya agar tidak terjadi lagi di masa yang akan datang.
Dengan cara seperi itulah, mahasiswa pun akan menjadi sangat berperan dalam kemajuan bangsa ini pada masa sekarang maupun yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar