1.
Kiat-kiat
belajar di Perguruan Tinggi
Agar para mahasiswa dapat menjadi mahasiswa yang
sukses kedepannya adalah dengan memotivasi diri sendiri sekuat mungkin. Karena
tanpa motivasi, semangat belajar tidak akan muncul dan prestasi tidak akan
didapat dengan maksimal. Motivasi bisa datang dari mana saja, seperti motivasi
dari orang tua. Membuat orang tua bangga akan prestasi yang dicapai dapat
dijadikan sebagai motivasi yang cukup kuat. Teman seperjuangan juga dapat
dijadikan motivasi yang tidak kalah kuatnya, seperti sama-sama berjuan untuk
mendapatkan IPK yang cukup tinggi, motivasi belajarpun akan bertambah dan
semakin bertambah. Namun, yang paling manjur adalah motivasi dari diri sendiri,
tanpa dari diri kita yang menguatkan motivasi itu semuanya akan sia-sia. Jadi bagaimanapun caranya agar kita dapat menguatkan semangat kita dalam
menuntut ilmu.
Selain motivasi yang kuat mahasiswa pun harus
pandai mengatur waktu. Karena, walapun mahasiswa itu cerdas
dalam akademiknya akan tetapi dia kurang atau bahkan tidak pandai dalam
pengaturan waktu, yang ada hanyalah kekacauan, karena merasa kebingungan harus
mengutamakan yang mana terlebih dahulu. Untuk mengerjakan tugas, mana dulu yang
harus diutamakan, estimasinya berapa lama untuk mengerjakan tugasnya. Semakin
lihai mahasiswa mengatur waktu, semakin mudah mahasiswa menjalani kehidupannya
di perkuliahan dan di masa yang akan datang. Seperti untuk mengerjakan tugas
dan acara keluarga, bagaimana caranya agar tugas sudah selesai dan bisa ikut berpartisipasi
dalam acara keluarga. Hal lainnya seperti tugas individu dan tugas kelompok,
mana yang harus didahulukan untuk dikerjakan. Dan masih banyak lagi.
Motivasi
sudah, pengaturan waktu sudah, ada satu hal lagi yang sangat diperlukan.
Sosialisasi. Tanpa sosialisasi kita takkan berarti apa-apa. Karena, sebagai
mahasiswa kita sangat perlu berinteraksi dengan yang lainnya. Agar kita dapat
mudah bergerak kemanapun, karena kita memiliki banyak orang yang dapat membantu
kita. Dan kalaupun kita mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan di dunia
perkuliahan, kita pun dapat meminta saran dan bantuan kepada banyak orang yang
kita kenal. Agar kita pun mendapatkan jalan keluar dari permasalahan kita.
Seperti halnya mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas, kita dapat meminta
tolong kepada teman sekelas kita yang mungkin paham, atau kita dapat meminta
tolong ke teman kita yang beda kelas maupun beda jurusan, bahkan kita pun dapat
meminta tolong kepada senior yang kita kenal. Intinya adalah jangan pernah
mencoba terlepas dari bersosialisasi. Karen itu sangat dibutuhkan, dan kerena
manusia pun adalah mahluk sosial.
2.
Menjadi
sarjana yang “membumi”
Yang dimaksud dengan
menjadi sarjana yang “membumi” adalah, menjadi sarjana yang tidak lupa akan
lingkungan sekitarnya. Menjadi sarjana yang seperti kacang yang tidak lupa
kulitnya. Mari kita sedikit membuang kata “sarjana”. Sering kali saya melihat
orang-orang –yang bukan sarjana– yang telah sukses di lembaga barunya dan
terlihat melupakan lembaga sebelumnya, padahal penyebab besar kesuksesan mereka
berasal dari lembaga sebelumnya tersebut. Jika dihubungkan kembali dengan
sarjana, maka akan sangat baik ketika seorang sarjana tidak melupakan kampusnya
yang telah mengantarkan dirinya kepada kesuksesan.
Karena ketika sudah sukses
kelak, kita tidak boleh menjadi sombong. Sombong disini dalam arti tidak lupa
dari mana asalnya kita menjadi sukses. Dimulai dari orang tua, sekolah, dan perkuliahan.
Untuk menjadi sarjana yang “membumi”
ini, kita harus bisa bermanfaat bagi yang lainnya. Tidak hanya bermanfaat bagi
yang orang-orang yang memiliki latar belakang pendidikan yang sama saja dengan
kita, kita pun harus dapat bermanfaat bagi masyarakat luas. Karena kita hidup
di dalam masyarakat, bukan hidup sendiri.
Bagaimana menjadi sarjana
yang dapat bermanfaat bagi masyarakat luas? Pertanyaan yang mungkin terbenak
walau sesaat di setiap kepala para mahasiswa.
Sebenarnya mudah saja untuk
menjadi bermanfaat bagi masyarakat, kita hanya perlu melakukan hal yang kita
senangi. Misalnya, si Fulanah adalah orang yang berlatar belakang Teknologi dan
Informatika, hal yang digemarinya adalah Networking dan Cloud Computing. Bagaimana
caranya agar hal yang digemarinya itu dapat bermanfaat bagi masyarakat luas. Lalu
si Fulanah pun mengadakan banyak kursus dan seminar tentang Cloud Computing,
agar semakin banyak orang yang mengetahui bagaimana pentingnya Cloud Computing
itu untuk menyelamatkan data-data kita. Atau mungkin si Fulanah dapat bekerja
sama dengan pemerintah untuk memperkenalkan Cloud Computing dengan jaringan
lokal pemerintah. Agar data-data pemerintahan dapat disimpan dengan aman dan
seefisien mungkin. Serta mengajarkan bagaimana caranya security pada Cloud
Computing agar data yang disimpannya tetap aman dari tangan-tangan yang tidak
bertanggung jawab.
Intinya untuk menjadi
mahasiswa yang “membumi” adalah dengan menjadi orang yang bermanfaat bagi orang
lain. Dengan melakukannya sesuai dengan hobi kita pun sudah sangat bermanfaat. Tidak
hanya bermanfaat, namun terasa menyenangkan juga pada diri kita karena tidak
terasa membebani. Sebaik-baiknya manusia adalah menjadi menusia yang bermanfaat
bagi manusia lain.
3.
Peranan mahasiswa terhadap kemajuan bangsa di masa sekarang
Sebenarnya banyak sekali
mahasiswa yang memiliki prestasi yang sangat membanggakan sehingga mengharumkan
nama bangsa ini. Seperti halnya dengan kontes robotik untuk mahasiswa yang
sampai ke tingkat internasional, dimana ada pesertanya yang dari bangsa ini. Sungguh
sangat membanggakan. Namun sayangnya, kepedulian dari negara sangatlah minim. Sehingga,
saking minimnya hanya segelintir orang yang mengetahui prestasi yang
membanggakan tersebut. Media pun tidak meliput secara keseluruhan prestasi yang
telah dicapai ini, hanya sekedar sekilas info, bahkan hanya tertera di running
textnya saja.
Kembali kepada peranan
mahasiswa. Sesungguhnya mahasiswa bisa sangat berperan terhadap kemajuan bangsa
ini. Seperti mahasiswa yang berprestasi yang mendapatkan beasiswa sampai ke
negeri orang. Itu adalah prestasi yang tidak kalah membanggakan. Karena, di
negeri orang tersebut si mahasiswa itu membawa nama bangsa ini. Belum lagi
kalau mahasiswa tersebut menjadi sukses besar dan diakui oleh negara. Mahasiswa
tersebut mungkin bisa ikut andil dalam pemerintahan. Dimana pemerintahan disini
bukan hanya diambil dari sisi politiknya saja, namun sangat banyak hal yang bersangkutan
dengan pemerintahan.
Tetapi sayangnya, sebagian
mahasiswa sangat gemar sekali dalam melakukan aksi yang sangat tidak
menguntungkan. Sekarang saya akan membicarakan masalah aksi dari sudut pandang
mereka.
Bagi mereka, dengan adanya
aksi yang mereka lakukan itu sangatlah penting, agar dapat menyadarkan pemimpin
betapa salahnya tindakan mereka. Padahal, untuk menyadarkan pemimpin dengan
cara yang seperti itu adalah salah besar. Yang ada mereka hanyalah membeberkan
aib pemimpin tersebut, lalu media menyorotnya dan dunia pun dapat melihat aib
si pemimpin tersebut, dan tidak pula menyelesaikan masalah dengan cepat. Dan seringkali
malah terdapat masalah lagi, seperti terjadinya bentrok dengan aparat yang
berwenang. Sangat tidak menyelesaikan masalah bukan?
Seharusnya mereka dapat
berpikir cerdas, dengan mereke melakukan aksi seperti itu mereka tidak
melakukan penyelesaian masalah sama sekali. Seharusnya yang mereka lakukan
adalah musyawarah, lalu hasil musyawarah tersebut akan disampaikan kepada pemimpin
melalui perwakilan dari kelompok musyawarah tersebut. Agar pemimpin pun merasa
dihargai karena tidak ada yang membeberkan aibnya, serta pemimpin pun merasa
harus bertindak cepat atas kegagalannya dalam melaksanakan tugas dan agar
pemimpin pun merasa harus memperbaiki kesalahannya agar tidak terjadi lagi di
masa yang akan datang.
Dengan cara seperi itulah,
mahasiswa pun akan menjadi sangat berperan dalam kemajuan bangsa ini pada masa
sekarang maupun yang akan datang.